Beberapa waktu lalu saya iseng melihat sebuah tagar di instagram dengan nama #gudak. Hasil yang muncul adalah beberapa foto yang sebagian besar di unggah oleh pengguna instagram dari negeri Korea dengan filter cukup menarik seperti diambil pakai kamera analog dan terlihat sangat aesthetic (kalau kata anak-anak zaman sekarang).
hasil pencarian #gudak di instagram
Karena penasaran dan cukup terpesona dengan filter yang dihasilkan oleh ”sesuatu” yang bernama gudak ini, akhirnya saya mencoba cari di google dan menemukan hasil bahwa ternyata Gudak adalah sebuah aplikasi buatan Korea yang mirip disposable camera analog tapi menggunakan kamera handphone dan sayangnya baru tersedia untuk pengguna non android saja (iOS). (sampai dengan saat ini 03/10/2017. Katanya sih akan dibuat untuk versi android juga tapi belum pasti kapan).
Disposable camera sendiri adalah kamera analog sekali pakai yang biasanya berisi 27 atau 39 film. Hanya bisa dipakai sekali saja. Jadi ketika kita mau develop filmnya ya kameranya langsung dibuang. Tidak bisa di isi ulang. Di luar negeri sendiri kalau tidak salah cukup populer dan dijual cukup terjangkau untuk orang-orang yang ingin menggunakan kamera analog tapi tidak punya kameranya.
Nah karena saya bukan pengguna iOS, tentu saja saya sempat kecewa. Tapi saya tetap iseng mencari tahu tentang Gudak ini karena sepertinya menarik. Belakangan ini saya melihat bahwa banyak sekali brand yang membuat campaign ”nostalgia” tentang masa lalu atau rebranding produk yang dulunya laris namun sekarang sudah agak terlupakan dan terbukti memang lumayan sukses. Beberapa contoh yang saya ingat itu ada dari produk Indomie, produk makanan yang mengeluarkan packaging edisi Jadul.
Saya sendiri tidak membeli produk itu karena rasa produknya menurut saya sama saja hanya kemasannya saja yang vintage dan bonus totebag-nya sendiri menurut saya kualitasnya jelek. Tapi hampir seluruh keluarga besar saya beli hhh. Jadi ya begitulah. Saya sendiri juga heran sih, kenapa ya kita suka sama hal-hal berbau vintage tapi kalau ada yang mengungkit kesalahan atau hal-hal konyol yang kita lakukan di masa lalu kitanya malah marah(?) xD
Balik lagi ke Gudak, menurut website resmi Gudak, mereka membuat aplikasi ini berdasarkan filosofi sebagai berikut;
Dan jujur saya sangat suka dan setuju banget sama filosofi ini!
Di zaman digital ini pasti bukan cuma saya saja deh yang kalau memotret sesuatu, gak cukup sekali tapi harus berkali-kali. Iya gak? Atau mungkin ada juga yang udah memotret sesuatu sampai puluhan kali eh pas dilihat hasilnya jelek trus ulang lagi ambil puluhan foto, gitu terus sampai capek xD. Bukan hanya saya saja kan yang begitu?
Nah, keberadaan Gudak ini semacam membuat kita kembali pada masa dulu saat kita menggunakan kamera film dan membuat kita tidak bisa melihat langsung hasilnya karena harus menunggu sampai roll filmnya habis dulu. Persis seperti filosofi Gudak lanjutannya,
Previews kills the momment.
Itu bener banget!
Dengan kembali ke era roll film seperti ini, kita jadi belajar sabar dan bisa terlatih untuk peka terhadap lingkungan sekitar dan memotret objek yang benar-benar penting saja buat kita.
Nah, kalau pada roll film analog itu ada 36 film dan pada disposable camera asli ada 27 dan 39 film, kalau dari aplikasi Gudak ini hanya ada 24 film/roll. Selain itu, kalau kita mau mendapatkan filter agak kehijauan atau kuning kan biasanya kita pakai roll film kodak Colorplus atau Fujicolor200. Nah kalau aplikasi ini tidak. Dalam 1 roll film ini dia punya banyak filter berbeda yang langsung terproses secara acak dan bisa menghasilkan banyak filter dalam satu roll. Misalnya bisa saja foto pertama kamu mood fotonya berwarna kehijauan seperti efek foto pakai Fujicolor200 lalu foto kedua agak kuning seperti pakai kodak Colorplus. Menurut saya ini cukup menarik karena kamu tidak akan pernah tau ”filter” seperti apa yang akan kamu dapatkan dari setiap foto yang kamu ambil.
Nah, kalau cuci cetak foto pakai kamera analog (untuk saat ini) kan biasanya selesai dalam waktu seminggu (biasanya kalau kita cetak di develop scan yang ada di Bandung atau di STC Senayan). Kalau aplikasi Gudak ini memakan waktu 3 hari untuk memproses foto-foto yang sudah kita ambil.
Menurut saya ini juga cukup menarik. Saya jadi ingat pas cetak foto analog pertama saya dulu perlu waktu seminggu dan degdegannya bukan main. Senengnya juga makin-makin pas fotonya sudah selesai di scan dan masuk ke inbox email saya, ya walaupun hasilnya pada goyang semua xD. Dan dengan rentang waktu 3 hari yang diberikan Gudak ini menurut saya cukup pas sih. Tidak terlalu lama ataupun sebentar.
Yang menarik, pas saya iseng cari di twitter ternyata banyak yang komplain soal ini xD
Ada banyak hal yang menggelitik benak saya pas baca ini. Pertama, orang-orang yang membuat status atau berkomentar itu sudah pasti bukan generasi yang besar dan pernah merasakan kamera analog. Karena dulu nunggu film kamera analog selesai di scan saja lama. Kedua, orang yang membuat status itu sudah pasti masih berusia 20 tahun ke bawah. Generasi tidak sabaran, maunya instant dan penasaran hanya mau mengikuti tren. Ketiga, mereka pasti bukan generasi yang ”live the moment”. Dan terakhir, mereka pasti juga nggak mengecek web resminya Gudak untuk membaca tentang apa itu Gudak dan filosofi produk mereka hhhh.
Ya sebenarnya tidak masalah juga sih. Saya sendiri mencoba aplikasi ini karena penasaran juga. Tapi setidaknya saya kan sudah ”mempelajari” dulu filosofi dan makna dari aplikasi ini. Dari beberapa pencarian yang saya temukan di twitter juga memberikan hasil yang menarik. Seperti misal ada yang kecewa dengan aplikasi ini dan memilih untuk refund pembelian karena katanya tidak bisa memilih filter. HHHH susye emang bocah-bocah wqwq. Saya cukup senang sih mengamati tren ini, jadi belajar banyak hal juga. Dan soal ”trik cepetin tanggal” ini juga menarik. Kalau tanggalnya dicepetin biar bisa lihat hasilnya lebih cepat, trus gak ada bedanya kayak aplikasi foto biasa dong(?)
Naah, karena Gudak ini khusus untuk pengguna iOS saja, untuk yang penasaran silahkan coba cari di App Store. Kalau tidak salah aplikasi ini dijual seharga Rp15.000,- (belum termasuk pajak). Selain Gudak, kemarin saya juga iseng mencari di kolom pencarian twitter dan menemukan ada aplikasi yang mirip-mirip yang dibagi oleh salah satu pengguna twitter, Huji Cam dan Dispokam. Silahkan cari bila tertarik dan untuk pengguna iOS~
***
Untuk pengguna Android, jangan khawatir. Aplikasi yang nyaris sama dengan Gudak ini juga ada meskipun tentu saja memiliki perbedaan. Ada 2 aplikasi yang saya temukan yaitu Feelm Classic dan SNAPKIK.
Feelm Classic ini sayangnya berbayar ya. Harganya Rp18.000,- belum termasuk pajak. Waktu iseng cari di twitter, ternyata ada yang punya link download gratis untuk aplikasi ini. Saya sempat download dan ternyata aplikasinya beda sama yang berbayar. Aplikasi gratisnya cuma punya 5/6 filter gitu (saya lupa tepatnya) dan yang berbayar punya 12 filter.
12 filter dari aplikasi Feelm
Aplikasi Feelm ini mungkin lebih tepat disebut sebagai aplikasi penambah filter seperti film analog saja kali ya. Soalnya fiturnya ya cuma gitu. Begitu buka aplikasi langsung ke layar kamera. Kita tinggal pilih filter trus klik foto. Foto otomatis tersimpan dan tidak perlu menunggu 3 hari untuk develop. Ada pilihan editnya juga bila kita mau edit foto yang sudah kita punya tapi mau kita beri efek mirip film analog.
Ini ada beberapa foto yang saya sudah pernah saya shoot. Yang foto keyboard itu saya ambil pakai kamera biasa lalu di edit pakai filter feelm.
Hasilnya sendiri menurut saya lumayan apik sih. Agak mirip kalau kita shoot pakai film Kodak Colorplus yang sudah expired. Oiya, di kolom pencarian twitter saya sempat menemukan beberapa twit yang komplain katanya Feelm kurang bagus kalau di tempat gelap dan saya cukup setuju. Tapi saya kira memang ya begitu dari sananya. Soalnya kan memang meniru filter dari film kamera analog asli.
Lalu, kita pindah ke SNAPKIK.
SNAPKIK ini menurut saya memiliki kemiripan 80% seperti Gudak. Dari tampilan aplikasinya saja sudah mirip dan cara kerjanya juga sama. Bedanya, kalau Gudak butuh waktu 3 hari untuk develop film, SNAPKIK cuma butuh sehari saja.
Satu roll film ini berisi 24 film dan viewfinder kameranya cuma kotak kecil seperti yang terlihat pada gambar itu saja. Waktu pertama kali coba, saya langsung arahin layar hp ke muka lho refleks kayak mau pakai kamera analog beneran wqwq. Kekurangan aplikasi ini cuma satu, gak ada fitur zoom seperti di kamera analog beneran hhe.
Ini contoh ketika saya foto dan jumlah film di kameranya berkurang, bisa lihat di bagian yang saya lingkari tadinya ada 24 jadi 23 ketika saya memotret keyboard komputer.
Nah, kalau 24 roll film kamu sudah habis, kamu tinggal menekan tombol hijau itu untuk melanjutkan ke proses developing yang memakan waktu 24jam. Setelah kamu tekan tombol hijau itu, kamu bisa menunggu sekitar 1 jam dan nanti kamu akan dapat roll film baru secara otomatis dan bisa foto-foto lagi tanpa menunggu proses developnya selesai!
Saya lupa screenshoot pas proses develop-nya. Tapi yang jelas ada penghitung mundurnya gitu dan pas sudah tepat 24 jam, handphone akan bergetar tanda proses develop sudah selesai. Dan inilah contoh ketika film pertama saya sudah selesai.
Kita bisa memberikan judul untuk roll film tersebut. Disitu saya pakai judul Jakarta 1. Oiya, kalau kita tidak suka dengan filter acak yang sudah dipilihkan dan dibuat oleh SNAPKIK ini, kita bisa memilih fitur acak yang terdapat di pojok dekat tombol share.
Kita bisa memilih tukar-tukar filter atau membuat filternya sama untuk semua foto. Fitur ini bisa kita dapatkan 7 hari pertama setelah film selesai di develop. Kalau sudah lewat 7 hari filternya sudah tidak bisa lagi diubah.
Ini beberapa foto yang menjadi kesukaan saya yang diambil menggunakan SNAPKIK,
SUKA BANGEEEET, asli menangis pas lihatnya hh. Perasaan yang saya rasakan pas nunggu scan ini selesai sama persis kayak pas nerima scan analog pertama saya dulu huhu.
Aplikasi ini berbayar sebesar Rp12.000 (belum termasuk pajak) di play store yang sayangnya, kemarin malam aplikasi ini dicabut dari playstore karena banyak komplain dan review kalau katanya aplikasinya jelek.
Tapi gatau kenapa di handphone saya aplikasinya gak rusak atau hilang wqwq. Jadi ya saya cukup beruntung dan sayang sekali buat yang mau coba aplikasi ini gak bisa hhh.
Jadi, sampai sini kira-kira sudah dapat gambaran sedikit ya tentang apa itu Gudak dan disposable camera dan kenapa kita harus menunggu 3 hari? hhe
Secara keseluruhan saya cukup suka kedua aplikasi yang saya punya tersebut, Feelm Classic dan SNAPKIK. Gak nyesel belinya. Dan soal Gudak, well kita tunggu saja sampai rilis di android ya!
Review akan saya perbaharui kalau ada info terbaru atau alternatif aplikasi serupa.
Sampai bertemu di review lainnya!
***
UPDATE
Beberapa waktu lalu, JP Brothers. INC yang merupakan developer dari SNAPKIK sudah membuat aplikasi baru pengganti SNAPKIK. Jadi kan SNAPKIK resminya dulu sempat ditarik dari playstore, nah sekarang muncul lagi tapi dengan branding dan nama baru yaitu AIKU Camera.
Pemberitahuan dari developer.
Kalau kamu sudah punya aplikasi SNAPKIK, saran saya kamu hapus atau uninstall aplikasi tersebut. Kalau tidak, aplikasi memang otomatis upgrade ke AIKU, tapi tidak akan bisa dipakai karena AIKU itu aplikasi berbayar sementara aplikasi SNAPKIK punya kamu pasti dapat gratisan dari link freeapk dan itu sudah tidak tersedia lagi.
AIKU camera sendiri dijual seharga Rp24.000. Dari deskripsi produknya sendiri sepertinya menarik. Kita bisa pilih skin kamera dan bisa pilih film analognya!
Setelah install, saya langsung buka aplikasinya untuk lihat-lihat. Begitu buka, kita diminta untuk memilih body skin kamera. Ada 4 warna yang tersedia dan ini sama sekali gak ngaruh ke performa foto ya. Ini cuma buat interface aja terserah kita mau pakai warna apa hehe. Saya pilih yang warna putih.
Setelah selesai memilih kamera dan siap untuk foto, kita diminta untuk memilih film! Ini yang membedakan dengan SNAPKIK. Kalau SNAPKIK, filter film dalam satu roll-nya itu ada banyak dan dipilihkan secara acak. Trus dia lebih seperti disposable camera. Kalau AIKU bisa pilih filter filmnya sendiri. Persis kayak kamera analog!
Ketuk body storage untuk pilih film. Seruu kayak kamera analog beneraan xD
Empat jenis film yang tersedia, Classic (mirip film kodak colorplus 200), Vivid (mirip film hillvale sunny 16), Black (B&W filter), Basic (mirip film Fujicolor 200). Satu roll ada 24 frame foto dan yang menarik, kalau sudah selesai tidak perlu menunggu 1 hari. Cuma butuh waktu 3 menit aja film kita selesai develop dan bisa dilihat!
proses develop
Nah, karena tidak perlu menunggu sehari, saya lalu menghabiskan 24 film untuk memotret asal di sekitar meja saya untuk melihat hasil dari 4 film yang tersedia.
Dan inilah hasil dari beberapa film tersebut. Tiap film saya ambil 2 hasil ya.
classic
vivid
B&W
Basic
Secara keseluruhan saya lebih suka yang B&W dan vivid sih. Tapi gatau ya kalau di outdoor. Nanti saya coba untuk foto di outdoor dan akan saya update disini deh.
Nah, kalau ditanya saya lebih suka mana, tentu saja saya lebih suka yang AIKU camera ini. Gak perlu nunggu sehari! Ada filter B&W nya! Tapi sayang fitur zoomnya belum tersedia hhh. Oiya, AIKU camera ini memiliki lensa 60mm lho, gak ngerti juga sih maksudnya apa. Kalau di kamera analog kan 35mm, AIKU camera 60mm ni berarti lebih bagus atau gimana(?) (gak ngerti kamera wqwq)
Dari tampilan juga saya lebih suka AIKU, efek load filmnya persis kayak kamera analog banget, luvv
AIKU vs SNAPKIK
Oiya, di AIKU ini juga ada fitur date stamp dan geo-tagg location tapi kebetulan tidak saya aktifkan.
NAAAAH,
Sampai disini jadi sudah cukup jelas ya kira-kira?
Saat tulisan ini saya update (27/10/2017), aplikasi SNAPKIK sudah tidak bisa dipakai lagi karena sudah 100% ditarik oleh JP Brothers digantikan dengan aplkasi AIKU. Kalau kamu masih punya aplikasi SNAPKIK, dan sudah ke-update terganti oleh AIKU tapi tidak bisa di akses dan buka, segera uninstall dan beli aplikasinya secara legal dari playstore. Untuk saat ini sih belum ada mirror/freeapk-nya. Gak tau bakal ada juga atau nggak hehe.
Lalu untuk yang bertanya GUDAK versi Android, saat tulisan ini saya update juga belum tersedia ya, saya sudah pernah bantu tanya kirim via email sih katanya akhir tahun ini. Tapi kurang jelas juga. Tapi menurut saya lebih cakep AIKU ini sih, suka bangeeet<3
Semoga review saya bisa membantu ya, sampai bertemu di review lain dan kalau ada update akan saya tambahkan!
***
UPDATE
Beberapa waktu lalu, JP. Brothers INC melakukan pembaharuan aplikasi lagi. Jadi kan saya punya kebiasaan begitu sampai kantor langsung update semua aplikasi di google play, nah pas selesai update, saya kaget kok ada aplikasi baru Rearca Pro. Pas saya buka, ternyata itu AIKU. Jadi dari aplikasi SNAPKIK berubah jadi AIKU dan berubah lagi menjadi Rearca.
Saya gak ngerti ya berubahnya kenapa. Tapi yang jelas jadi berubah nama dan muncul 2 aplikasi. Rearca biasa dan Rearca Pro. Yang Pro ini berbayar seharga Rp24.000,- Kalau kamu sudah beli waktu masih jadi AIKU, kamu gak perlu beli lagi.
Bedanya antara Rearca biasa dan Pro apa?
Rearca biasa hanya punya 2 efek film dan ada watermark di foto yang sudah dihasilkan. Sementara yang Rearca Pro gak punya watermark dan punya 4 efek film (efeknya masih sama kayak di AIKU kemarin).
Ini 2 efek film yang dimiliki Rearca biasa dan hasil filmnya.
di potret menggunakan aplikasi Rearca Pro
di potret menggunakan aplikasi Rearca biasa
Apakah cuma itu kelebihan dari Rearca?
Tidak!
Di aplikasi Rearca ini sudah bisa pakai kamera depan!
Kan sebelumnya cuma kamera belakang aja persis kayak kamera analog gitu. Nah, sekarang sudah bisa pakai kamera depan (jadi bisa buat selfie) trus ada fitur timer dan memperbesar viewvinder.
Caranya gimana? caranya kamu ketuk di bagian viewvindernya lalu tampilannya berubah seperti ini.
ketuk viewvinder, kotak layar kecil di atas
tampilan langsung seperti ini. ada mode timer 3 detik dan mode ubah kamera depan
bisa pakai kamera depan~
Fitur zoomnya gimana? sayang sekali fitur zoom belum tersedia T_T. Tapi gapapalah ya, viewvinder jadi besar dan bisa selfie kamera depan juga sudah senang hehehe.
Jadi kalau ada yang bertanya, sekarang SNAPKIK kemana? AIKU kemana? jawabannya aplikasinya sudah berubah nama menjadi Rearca. Menurut saya lebih baik beli Rearca Pro sih. Soalnya gak ada watermark, dan efek filmnya lebih banyak hehe. Mendukung developernya juga kan biar bisa mengembangkan aplikasinya lebih bagus.
Dan oh, untuk yang bertanya apakah sekarang Gudak sudah tersedia di android maka jawabannya adalah belum. (sampai update saya buat, 07/11/2017). Di google play store memang kalau kita search gudak akan muncul aplikasi mirip. TAPI ITU TIDAK RESMI DARI DEVELOPER GUDAK IOS, SCREWBAR. Jadi mohon bersabar saja ya sampai Gudak rilis di android^^
Sampai ketemu di update selanjutnya!
***
AKHIRNYA GUDAK TERSEDIA DI ANDROID!!!!
Infonya saya dapat dari facebook resmi gudak ya, developer-nya screw bar. Bisa lihat lengkapnya dari sini
Aplikasi Gudak berbayar seharga Rp.12.000,-
Langsung saya beli dan sedang saya coba habiskan 1 roll dulu. Detail lengkap dan lainnya akan saya update segera!
***
UPDATE
Setelah membeli aplikasi ini dan menunggu selama 3 hari untuk proses develop gambar, akhirnya roll pertama Gudak versi android milik saya selesai!
Saya sengaja menunggu 3 hari dan gak di otak-atik curang tanggalnya di cepatkan gitu ya. Penasaran sih sama hasilnya. Untuk gudak versi android ini viewvinder kamera tidak bisa di perbesar, tidak ada fitur kamera depan juga. Mungkin karena saya sudah coba Rearca dan cukup puas duluan jadi saya kurang antusias sama gudak versi android ini.
Nah setelah menunggu, ternyata hasilnya memang mengecewakan wqwq. Hasil gambarnya tidak stabil, terkesan buram dan pecah. Parah banget deh asli saya sampai ngakak ini yang salah memang sistem gudaknya atau tangan saya yang gak bener ambil gambar.
3 gambar yang menurut saya paling mendingan.
Kalau mau lihat detail jelasnya bisa download ketiga gambar di atas ya. Setelah itu bisa bantu zoom dan kamu bisa lihat kalau hasilnya pecah banget. Saat saya coba lihat beberapa review di google play store ternyata banyak yang memiliki keluhan yang sama dengan saya. Jadi kayaknya memang aplikasinya belum cukup stabil untuk versi android. Cuma kenapa ya sampai sejeelek itu juga ya hhh
Efek dan filternya udah dapet sih, bagus. Cuma kualitas gambarnya buruk.
Jadi buat kalian yang sejak dulu menunggu Gudak versi android, saya sarankan beli dan download-nya nanti saja kalau aplikasinya sudah stabil. Takutnya kalian menyesal, 12 ribu kan lumayan buat beli mie ayam 1 porsi 😥
Sepertinya itu dulu update review kali ini. Akan saya update lagi bila versi android-nya sudah beres. Jadi buat yang bertanya Gudak sudah ada versi android atau belum maka jawaban saya sudah, aplikasinya berbayar seharga 12ribu bisa dibeli dengan voucher google yang dibeli di indomaret atau tokopedia dan bisa juga melalui pulsa smartfren, telkomsel dan indosat.
Sampai bertemu di update selanjutnya!
Leave a comment